Sekedar sharing buat para sahabat yang memiliki putra balita sekaligus
sebagai pembelajaran dan pengalaman pribadi yang insya Allah juga
bermanfaat bagi sahabat sekalian nantinya.
Kenapa saya katakan
sepele, karena masalah-masalah besar itu justru datang karena
menumpuknya masalah-masalah sepele yang sudah diabaikan kita sejak lama.
Dan masalah sepele itu sebenarnya muncul saat putra kita masih berusia 0
– 5 tahun, dan masa – masa itu adalah masa emasnya. Masa emas adalah
masa dimana anak balita sedang dalam masa meniru contoh sekitar, rasa
ingin tau yang tinggi, juga terlihat akan bakat yang dimilikinya.
Sekarang
coba kita lihat, apa respon Anda jika melihat anak remaja kamarnya
selalu berantakan, sepatu dan tas hanya dilempar, baju acak-acakan,
buku-buku pun berserakan, tak lupa mulutnya selalu teriak-teriak
memanggil ibunya layaknya seorang pembantu ? Masya Allah.....saya yakin
Anda pasti tak ingin kejadian seperti itu terjadi di masa depan.
Kita
mungkin bingung sendiri kenapa mereka jadi seperti itu, itu semua
mereka dapatkan dari kebiasaan yang diperolehnya dari ajaran dan suka
mencontoh perlakuan yang tidak lain adalah dari orang tuanya sendiri.
Nah, maka dari itu seyogyanya mari kita belajar membiasakan kemandirian itu mulai dari sekarang.
Hal sepele itu diantaranya :
1.
Biasakan mandiri, misalnya ajarkan memakai pakaian sendiri dan makan
sendiri, biasakan BAK dan BAB di toilet setiap pagi dan setiap hari,
lalu biasakan pakai sepatu sendiri dan menempatkan tas di kamar, jangan
keterusan bergantung dari tangan ibu.
2. Biasakan belajar
tanggung jawab, misalnya setiap habis makan dan minum ajarkan untuk
dikembalikan sendiri di belakang, lalu sehabis bermain ajarkan untuk
membereskan kembali mainannya.
3. Biasakan menabung, lebih baik
lagi jangan dikasih uang jajan, ajarkan untuk ditabung biasakan
memberikan bekal makanan di sekolah, agar anak terbiasa hemat dan tak
kecanduan jajan.
4. Biasakan untuk saling menghormati, berkata
sopan pada siapapun terlebih dengan orang tua, lalu hindarkan dia
berteman dengan anak-anak yang suka bicara kasar dan tak senonoh.
5.
Biasakan dia untuk bersosialisasi, misalnya dengan membantu ibu masak,
bersih-bersih, lalu buang sampah juga tak tak sembarangan, agar diluar
dia juga mau bantuin siapa aja dan selalu biasakan kebersihan.
6.
Biasakan belajar dan mengajarinya sehabis sholat Maghrib, dan matikan
TV atau hiburan apapun yang mengganggu konsentrasinya. (Hindarkan
menonton TV acara sinetron, action, sulap, dan lainnya yang malah
merusak pikirannya).
7. Hindarkan kemarahan dengan
bentakan-bentakan, tamparan tangan, cubitan tangan, atau tendangan kaki
yang bisa membentuknya ke sifat pemberontak., namun balaslah
kemarahannya dengan pelukan dan nasehat yang mendinginkan pikirannya.
8.
Biasakan mulutnya mengucapkan kata “terima kasih” jika diberikan hadiah
oleh siapapun, dan mengucapkan kata “maaf” jika melakukan kesalahan.
(Ajarkan juga untuk selalu mengucap “basmalah” setiap akan melakukan
sesuatu dan “hamdalah” setiap selesai melakukan sesuatu.)
9.
Jangan suka memaksakan kehendak apapun padanya, karena itu justru akan
membuat hatinya selalu tertekan dan tak bisa mengapresiasikan ide
kreatifnya.
Misalnya : jika si anak belum mau belajar hafalan doa
atau belajar baca/hitung, penuhi dulu apa keinginannya, jika ia ingin
menggambar/mewarnai itu malah justru bagus untuk mengasah otak kanannya.
10.
Biarkan dia menjadi dirinya sendiri, hindarkan kebiasaan mengubah
perilaku anak yang tidak sesuai dengan kodratnya. Misalnya : mungkin
karena terobsesi ingin punya anak lelaki lalu memperlakukan anak
perempuan kita seperti anak lelaki dengan sering memakaikan celana
panjang, duduk dan berjalan seperti lelaki dan sebaliknya memperlakukan
anak lelaki dengan sering memakaikan bedak atau diajarin pakai lipstik
dan sebagainya.
11. Jangan dibiasakan hidup mewah atau
materialistis, yaitu dengan memberi Handphone/ fasilitas internet/PS,
sering makan enak, sering diajak shopping, sering diajak main time zone,
atau aktivitas lain yang membuatnya kecanduan, namun sebaliknya
biasakanlah untuk makan makanan sederhana, sering diajak pengajian,
sering diputarkan CD tentang cara sholat, hafalan doa-doa/surat-surat
pendek, atau lagu-lagu anak Islam sehingga dia terbiasa dengan
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk dunia sekaligus akheratnya
kelak.
Semoga hal-hal sepele tadi merupakan contoh-contoh kecil
yang bisa kita ambil hikmah terbaiknya demi masa emas dan masa depan
terbaiknya pula. Amin.