
Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari Kiamat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ،
فَإِنَّهُ لَْم يَذْكُرْهُ أَحَدٌ فِي ضِيْقٍ مِنَ الْعَيْشِ إِلاَّ وَسَّعَهُ عَلَيْهِ،
وَلاَ ذَكَرَهُ فِيْ سَعَةٍ إِلاَّ ضَيَّقَهَا عَلَيْهِ
“Perbanyaklah kalian mengingat pemutus seluruh kenikmatan, yaitu
kematian. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya ketika
ditimpa kesulitan hidup, melainkan akan membuatnya merasa lapang. Dan
tidaklah ia mengingatnya di saat lapang, malainkan hal itu akan
membuatnya merasa sempit.” (Diriwayatkan oleh ath-Thobroni dalam Mu’jamul Ausath, no. 8560; Ibnu Hibban, no. 2993; dan al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 7/354. Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam Irwaa-ul Gholiil, no. 682).
Salah satu budak ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu pernah
bercerita bahwa jika ‘Utsman sedang berdiri di sisi kubur, ia menangis
hingga janggutnya basah. Beliau ditanya, “Apabila disebutkan Surga dan
Neraka, engkau tidak menagis. Namun mengapa engkau menangis karena hal
ini?!” ‘Utsman menjawab, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنْزِلٍ مِنْ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ
فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ،
وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ.
“Sesungguhnya alam kubur adalah tempat persinggahan pertama dari
rangkaian persinggahan kehidupan Akhirat. Jika seseorang selamat darinya
maka yang selanjutnya akan lebih mudah darinya. Namun jika tidak
selamat darinya, maka yang setelahnya akan lebih berat darinya.”
‘Utsman radhiyallahu ‘anhu melanjutkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا الْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ
“Aku tidak pernah melihat pemandangan (yang menakutkan) melainkan kuburan lebih menyeramkan darinya.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 2308 dan Ibnu Majah, no. 4267. Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam al-Misykah, no. 132)
Artikel www.attaubah.com