Syaikh Utsaimin rahimahullah dan Urusan Umat
Syaikh ibarat mercusuar yang selalu memperingatkan umat dari adanya fitnah, musibah dan kekacauan besar.
Syaikh selalu mengikuti perkembangan kondisi kaum muslimin. Tidak banyak orang yang mengetahui sisi kehidupan beliau ini. Kebanyakan orang hanya mengetahui sisi kehidupan Syaikh terkait pengajaran ilmu, perhatian beliau terhadap para pencari ilmu, perhatian terhadap fatwa dsb. Hanya sedikit yang mengetahui sisi kehidupan Syaikh terkait perhatian beliau terhadap perkembangan islam dan kaum muslimin.
Syaikh selalu mengikuti perkembangan kaum muslimin di segala penjuru. Tidak hanya terbatas pada kaum muslimin yang ada dinegerinya saja akan tetapi beliau perhatian terhadap perkembangan kaum muslimin dimanapun mereka berada.
Beliau bahagia dengan apa-apa yang membuat umat berbahagia dan merasa gelisah dengan kegelisahan yang menimpa mereka. Harapan umat adalah harapan beliau. Bahagia umat adalah bahagia beliau dan derita umat adalah derita beliau. Syaikh selalu berdoa untuk kebaikan mereka, memenuhi kebutuhan mereka dan mencari solusi dari problematika yang tengah melanda umat sekuat tenaga beliau. Bukti yang menunjukkan hal ini sangatlah banyak. Akan tetapi aku hanya akan menceritakan dua kisah yang sangat berpengaruh bagi orang yang melihat dan memikirkannya.
Ayyuhal ikhwah..
Kisah pertama yang akan kuceritakan adalah tatkala beliau sedang menasehati para pemuda di Al Jazair yang keluar untuk membunuhi manusia dan melakukan hal-hal lainnya.
Syaikh sering menasehati, menaruh rasa belas kasihan,dan sering menghubungi mereka. Beliau melarang mereka dari keinginan untuk menyakiti kaum muslimin lainnya.
Syaikh merekam nasehatnya dari rumah. Beliau menyampaikan nasehatnya bagi mereka yang mengangkat senjata di Aljazair supaya meninggalkannya. Beliau mengingatkan supaya mereka kembali bersatu dengan jamaah kaum muslimin dan tidak mempersulit diri dengan menumpahkan darah tanpa alasan yang benar.
Nasehat itu sering beliau ulang-ulangi tanpa menunjukkan sosok beliau. Hal ini beliau lakukan supaya tidak menjadi sebab penolakan mereka. Ada salah seorang dari kalangan mereka yang memberi masukan kepada Syaikh supaya beliau tidak menampakkan diri dan hanya untaian nasehatnya saja yang ditampakkan. Apabila mereka melihat diri Syaikh dikhawatirkan akan menyebabkan mereka langsung menolak nasehat syaikh. Maka beliaupun melakukannya.
Nasehat-nasehat Syaikh kemudian dikirim lewat berbagai media massa di Aljazair. Berkali-kali khutbah syaikh disebarkan lewat radio dan televisi. Hasilnya, banyak para pemuda yang meninggalkan senjata mereka dan kembali bergabung dengan jamaah kaum muslimin. Merekapun meninggalkan cara-cara mereka yang salah.
Ayyuhal ikhwah..
Selain memperhatikan kondisi umat, Syaikh juga tidak melupakan negeri-negeri islam yang tengah bersengketa dan terampas seperti Bosnia dan Chechnya. Juga negeri Afganistan yang berperang melawan Rusia. Syaikh senantiasa menghubungi dan membantu mereka. Supaya lebih jelas, akan kubacakan sebagian tulisan saudara kita di kedutaan besar Chechnya. Mereka menulis untaian kalimat sebagai bentuk ta’ziah atas wafatnya syaikh. Mari kita simak sisi perhatian syaikh terhadap kepentingan ummat. Sisi ini tidak banyak menusia yang mengetahuinya.
Setelah memberi muqoddimah, mereka menyampaikan bahwa hilangnya seorang ulama merupakan musibah besar. Karena hilangnya ulama berarti bencana dan keburukan bagi umat ini. Mereka mengatakan:
“Ini merupakan musibah bagi umat ini dengan diwafatkannya para ulama’. Adapun musibah kami dengan wafatnya Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin itu lebih besar. Kami telah kehilangan seorang yang sangat antusias untuk selalu menghubungi dan membantu kami. Kami senantiasa mendengarkan nasihat, petuah, petunjuk dan fatwa dari beliau. Sungguh beliau ibarat bapak kami yang santun.
Jika manusia melupakan keutamaan Syaikh, maka kami tidak akan melupakan kebersamaan beliau dengan kami pada perang yang pertama- di Chechnya-, bantuan dengan apa-apa yang beliau mampu lakukan untuk kami ditengah-tengah peperangan. Setelah perang usai, beliaupun begitu semangat membantu kami dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan mahkamah syar’iyyah.
Kami tidak akan melupakan bimbingan dan arahan beliau tentang mahkamah dan pengamalan hukum-hukum syariat.
Kami tidak akan melupakan kebersamaan beliau dengan kami dalam peperangan yang masih berkobar hingga sekarang.
Kami tidak akan melupakan dukungan beliau dalam peperangan ini, baik dalam bentuk bantuan harta berupa zakat yang beliau kirimkan kepada kami sambil berpesan,” ini hanya untuk kepentingan jihad saja.” Ataupun dukungan berupa himbauan dan ajakan beliau kepada manusia untuk membantu kami.
Kami tidak akan melupakan beliau yang hampir setiap hari menghubungi kami untuk mendengarkan kabar kami, untuk melihat kebutuhan dan permasalahan kami secara syar’i.
Kami tidak akan melupakan doa beliau untuk kami baik doa yang tersembunyi maupun yang terang-terangan dari atas mimbarnya, pelajaran-pelajarannya dan muhadharahnya, dalam sholat dan sujudnya.
Kami tidak akan melupakan apa yang telah disampaikan murid beliau kepada kami,- karena besarnya perhatian beliau kepada kami- bahwa Syaikh sering membacakan berita-berita dari kami kepada murid-murid beliau di masjid kemudian mengakhirinya dengan mendoakan kami.
Kami tidak akan melupakan bahwa beliau adalah orang yang pertama kali memberikan fatwa wajibnya menolong kami. Beliau pula yang pertama kali menerangkan manusia sejauh mana syariat jihad kami. Fatwa beliau itu membawa pengaruh yang besar terhadap kemenangan kami yang terus menerus.
Jikapun manusia melupakan semua itu atau mereka tidak mengetahuinya, maka kami tidak akan melupakan semangat Syaikh dalam mengurusi kepentingan-kepentingan kaum muslimin secara umum. Beliau meluangkan waktunya satu jam dalam sepekan untuk mengarahkan mujahidin-mujahidin di Bosnia. Beliau memberikan fatwa-fatwa, memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, mendengarkan khabar mereka dan menyebarkannya. Ada satu kejadian yang selalu kami ingat. Salah satu pemimpin mujahidin di Bosnia bertanya kepada beliau tentang hukum salah bunuh orang. Apa yang harus dilakukan setelahnya ?. Setelah menjawab pertanyaannya beliau kemudian berkata,” Tentang diyat orang yang terbunuh, biar saya yang menanggung. Saya akan mengirimkannya untuk kalian insyaallah.”
Sebelumnya Syaikh juga memiliki peran yang sungguh mulia dalam pergerakan jihad saudara-saudara kita di Afganistan. Dari fatwa yang beliau sampaikan supaya membantu dan mendukung mereka, nasehat yang beliau berikan untuk para pemimpin-pemimpinnya, besarnya perhatian beliau terhadap urusan-urusan mereka dan ini beliau lakukan secara terus menerus, cukuplah untuk menjelaskan perhatian Syaikh terhadap kebutuhan-kebutuan kaum muslimin. Tidaklah Syaikh jauh dari kaum muslimin di Filiphina dan Negara lainnya. Begitu pula harta beliau, fatwa dan kesungguhan beliau.
Ini adalah kesaksian dari orang-orang yang bergaul dengan Syaikh dalam suka dan duka mereka. Sisi kehidupan yang tidak banyak orang tahu. Karena memang para ahli ilmu sering menyebutkan bahwa semestinya seseorang berusaha untuk menyembunyikan amalannya dari penglihatan manusia dalam rangka mengharapkan balasan dari Allah semata. Kemungkinan syaikh sengaja tidak menampakkan dan menyebarluaskannya agar amalan tersebut menjadi simpanannya dan mengharapkan balasannya dari Allah semata.
Bersambung insyaAllah….
==========================================================
Ayyuhal ikhwah..
Banyak sekali ketelandan yang beliau berikan dari sisi ini. Semua itu muncul dari semangat beliau dalam mengamalkan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam yang diriwayatkan oleh at Tirmidzi dari hadits Aisyah radhiallahu ‘anha [1]
خيركم خيركم لأهله
“ Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya.”
Aku akan berusaha mengungkap sisi ini sehingga dapat berfaidah bagi kita.
Pertama : Hubungan syaikh dengan keluarga, istri dan anak-anaknya yang penuh dengan rasa kasih sayang dan saling menjaga perasaan, kepercayaan dan penghargaan.
Kedua: Keadilan yang sempurna dalam pergaulan antar mereka.
Hal ini beliau lakukan dalam rangka mengamalkan hadits yang diriwayatkan Bukhari dari Nu’man bin Basyiir bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda kepada bapaknya Nu’man,[2]
اتقوا الله واعدلوا بين أولادكم
Bertakwalah kepada Alllah dan berbuat adillah kepada anak-anakmu..
Sikap adil disini tidak hanya sebatas materi atau pemberian uang atau yang lainnya, akan tetapi adil secara umum dalam harta, pengarahan, perasaan dan perhatian terhadap urusan mereka.
Ketiga : Kedekatan beliau terhadap mereka. Syaikh memiliki keistimewaan dalam bergaul dengan keluarga dalam kehidupan sehari-harinya. Beliau senantiasa dekat dengan anak dan istrinya serta bersemangat untuk mengumpulkan mereka dan menanyakan keadaan mereka. Beliau tidak menganggap keluar bersama dengan keluarga disetiap akhir pekan itu sesuatu yang terlalu keseringan. Bahkan setelah padatnya kesibukan, tidak menghalangi beliau untuk keluar bersama keluarga pada waktu-waktu tertentu. Seperti pada waktu musim semi dan malam hari di musim panas. Beliau bersantai dan ikut bergembira bersama mereka.
Syaikh bersemangat dalam mengunjungi anak-anak beliau dirumah-rumah mereka untuk memberikan petuah-petuah. Selain itu, juga untuk mengetahui siapa sahabat anak-anak beliau.. Dengan siapakah anak-anak itu berjalan, bergaul dan berinteraksi. Ini adalah bentuk pengarahan tidak langsung dari beliau yang kebanyakan orang telah melupakannya.
Kebanyakan manusia hanya sekedar menanyakan kepada anaknya dengan siapa mereka datang dan pergi tanpa mau untuk mengawasinya secara langsung. Syaikh mengawasi anak-anaknya secara langsung tanpa menghilangkan kepercayaan antara bapak dan anak. Ini adalah pondasi dari baiknya pergaulan dan perbaikan kepada anak.
Keempat : Syaikh tidak lupa untuk mengajari putra-putri beliau tentang pelajaran-pelajaran mereka. Sebelum padatnya kesibukan, beliau sering menghadiri pertemuan-pertemuan disekolah anak-anak beliau. Bahkan beliau juga mau mengajari siapa saja yang menginginkannya baik dalam pelajaran syar’i, bahasa arab bahkan pelajaran berhitung.
Ayyuhal ikhwah..
Syaikh biasa membantu pekerjaan keluarga sebagaimana Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam juga melakukannya. Al Aswad bertanya kepada Aisyah radhiallah ‘anha,” Apa yang Nabi lakukan tatkala dirumah.?” Aisyah menjawab,” beliau biasa membantu pekerjaan rumah tangga. Apabila datang waktu sholat, beliaupun keluar untuk mengerjakannya.” [3]
Demi Allah. Ini adalah bentuk keteladanan yang nyata. Apabila ada anggota keluarga yang membutuhkan sesuatu atau membutuhkan perbaikan sesuatu yang perlu diperbaiki maka Syaikh segera mengerjakannya sendiri tanpa menyuruh orang lain.
Berikut ini adalah contoh keteladanan kehidupan sehari-hari Syaikh dalam bermusyawarah. Syaikh memiliki keistimewaan dalam bermuamalah dengan keluarganya yakni berupa kebiasaan beliau untuk bermusyawarah. Beliau mau bermusyawarah baik dengan yang kecil maupun yang besar. Bukanlah musyawarah yang dimaksud disini adalah hanya sekedar mengutarakan pandangan tanpa dilaksanakan, akan tetapi musyawarah yang akan ditindak lanjuti dengan tindakan nyata apabila pandangan yang disampaikan itu benar dan dapat dilaksanakan serta akan membawa kemashlahatan bagi semua pihak. Kebiasaan syaikh untuk bermusyawarah ini tidak hanya beliau lakukan dirumahnya saja akan tetapi siapa saja yang mengikuti pelajaran beliau atau mendengarkan kaset rekaman pelajaran beliau akan mengetahui kebiasaan itu baik dalam perkara kecil maupun besar terkait pelajaran. Syaikh sering mengajak diskusi murid-muridnya tentang isi pelajaran yang akan dibaca, diskusi apabila ada perubahan-perubahan dan hal lain yang terkait pelajaran.
Syaikh berusaha untuk menggauli keluarganya dengan lemah lembut penuh kasih sayang. Beliau membantu yang lemah, mencari yang sakit, mengunjungi dan membantunya.
Syaikh sering mengetuk pintu rumah kami karena beliau mengetahui bahwa fulan atau fulanah sedang sakit. Tidak hanya padaku, hal ini beliau lakukan kepada seluruh putra putrinya. Beliau selalu tanggap untuk berbuat baik. Bahkan terhadap anak-anak yang tidak mengetahui maksud kedatangan beliau. Akan tetapi, Syaikh bergaul sebagai orang alim rabbani mengamalkan apa yang beliau ketahui dari petunjuk nabi.
Perhatian beliau ini tidak hanya terbatas pada manusia. Bahkan perhatian Syaikh juga tercurah untuk hewan-hewan. Aku akan ceritakan kisah beliau dalam hal ini. Syaikh senantiasa mengumpulkan semua sisa-sisa makanannya baik sarapan, makan siang atau selainnya. Tatkala beliau hendak keluar untuk melaksanakan sholat shubuh, beliau membawa sisa-sisa makanan itu. Beliau memberikannya kepada kucing-kucing yang telah biasa berkumpul di depan pintu rumah beliau pada jam-jam itu. Apabila beliau lupa ataupun tidak mendapatkan sisa makanan seperti biasanya, maka beliau akan keluar dari pintu yang lain sehingga tidak membuat kucing-kucing itu merasa kehilangan makanan yang biasa mereka dapatkan. Hal ini diceritakan kepada kami oleh putra beliau, Abdurrahman.
Ayyuhal ikhwah..
Kisah Syaikh dari sisi ini sangatlah harum. Akan tetapi aku tidak memperpanjang pembicaraan sisi ini yang tidak banyak diketahui oleh kebanyakan manusia. Hanya keluarga dan orang-orang terdekat saja yang mengetahuinya.
Ayyuhal ikhwah..
Syaikh senang dan memiliki banyak andil dalam hal silaturahmi. Beliau bersegera untuk bersilaturahmi dalam rangka mengamalkan hadits nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dari hadits Abu Hurairah dan diriwayatkan Muslim dari hadits Anas[4],
من سره أن يبسط له في رزقه وأن ينسأ له في أثره فليصل رحمه
Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung silaturahminya.
Syaikh senantiasa menjalin tali silaturahminya dengan berusaha untuk menghubungi kerabat-kerabatnya. Bukan saja kepada mereka yang dekat dengan beliau atau yang lebih tua dengan beliau akan tetapi kepada seluruh kerabat beliau baik yang besar maupun kecil, jauh atau dekat. Beliau mengunjungi paman dan bibi beliau sekali dalam sepekan semasa keduanya masih hidup. Beliau tetap melakukannya meskipun rasa sakit tengah menimpa dan melemahkan fisik beliau.- semoga Allah merahmati dan mengampuni dosa-dosa beliau-
Ayyuhal ikhwah..
Sikap beliau yang nampak pada kami adalah beliau orang yang senantiasa memuliakan karib kerabatnya. Beliau tidak berlaku keras dan kasar. Akan tetapi beliau selau memuliakan mereka, berbuat baik, mendoakan, memenuhi undangan, menjenguk yang sakit, memenuhi kebutuhan dan menghubungi mereka setiap pekan. Tidak hanya terbatas pada kerabat dekat yang bisa berhubungan langsung akan tetapi juga pada kerabat yang berada diluar kota Unaizah.
Beliau selalu menghubungi mereka, menanyakan kabar dan kondisi mereka. Sekali lagi, ini beliau lakukan bukan hanya kepada kerabat dekat atau kepada yang lebih tua sebagaimana yang telah kami sampaikan diatas, akan tetapi kepada semua kerabat baik yang kecil maupun yang besar dan juga kepada putra-putrinya. Hal ini dalam rangka melaksanakan perintah Allah dan rosulNya untuk bersilaturahmi dan berlomba-lomba untuk mendapatkan keutamaan ini. Semoga Allah merahmatiNya dengan rahmat yang luas.
Bersambung….
——————————————————————————–
[1] Tirmidzi : Kitab Al Manaqib, bab : Keutamaan Istri-Istri Nabi shollahu alaihi wasallam hadits no 3895.Ibnu majah : kitab An Nikah bab Husnu Muasyiratin Nisa’ hadits no : 1977.Syaikh Al bani berkata : SHOHIH
[2] Bukhari : Kitab al Hibbah, bab Isyahad fil Hibbah hadits no 2587.Muslim : Kitab al hibbah bab karohiyatu tafdhiili bainal auladi fil hibbah. Hadits no 1623
[3] Bukhari : Kitabul Adzan. Bab “man kana fii hajati ahlihi fa uqimatish sholat fa khoroja”. Hadits no 679
[4] Bukhari : Kitabul Buyu’, bab man ahabbal basto fir rizqi. Hadits no 2067 dari Anas dan no 5985 dari Abi Hurairah. Muslim : Kitabul birr was shilah wal adab bab shilaturrahiim wa tahriimu qothiatiha hadits no 2557.
Penulis Kholid bin Abdillah Al Mushlih